Kamis, 28 April 2011

saraf

Atrial Fibrillation and Cardioembolic Stroke

Atrial fibrillation and the need for antithrombotic therapy

Atrial fibrillation (AF) is the most common sustained arrhythmia seen in clinical practice, affecting an estimated 4.5 million people in the European Union and 2.2 million Americans.22 Atrial fibrillation is associated with a major risk of stroke, caused by a thrombus that forms within the left atrium and embolises to block a cerebral artery. The degree of stroke risk and the need for anticoagulant therapy to lower this risk varies among patients with AF.

AF — the most common arrhythmia

AF, the most common type of sustained cardiac arrhythmia, is primarily a problem of the elderly. The prevalence is less than 1% in those under 60 and almost 10% in those over 80.79

AF is often classified based on the temporal pattern of presentation4:
  • Recurrent AF: two or more episodes of AF
  • Paroxysmal AF: episodes end spontaneously within seven days
  • Persistent AF: pharmacologic or electrical cardioversion is required to terminate the arrhythmia
  • Permanent AF: sustained AF despite treatment to end the arrhythmia or when cardioversion is inappropriate

AF — rhythm control vs rate control

The objectives of treating AF are to relieve symptoms (when present) and to optimise cardiac function. This can be accomplished with either a rhythm-control or a rate-control approach. Rhythm control involves efforts — electrical cardioversion or drug therapy, or both — to restore and maintain normal sinus rhythm. In addition, interventional approaches designed to ablate the source of the abnormal rhythm — known as catheter ablation procedures — have proven successful in some patients with paroxysmal AF.4 Rate control involves using medications to maintain a ventricular rate under 100 beats per minute without attempting to terminate the arrhythmia.4 Generally, studies have shown that there is no survival advantage with rhythm control as opposed to rate control.80

AF — the role of antithrombotic therapy

Regardless of which treatment approach is pursued, antithrombotic therapy is essential. This is because cardioembolic stroke is one of the main complications of AF.4 Cardioembolic stroke (or thromboembolic stroke) occurs when stagnant blood in the fibrillating atrium forms a thrombus that then embolises to the cerebral circulation, blocking arterial blood flow and causing ischaemic injury. The incidence of stroke in patients with nonvalvular AF (ie, AF not caused by damage to the mitral valve) is between two- and seven-fold greater than in the general population. For patients with AF caused by valvular disease, the risk of stroke increases 17-fold.22
Gross pathology: thrombus in right atrial appendage Thrombus in right atrial appendage

AF — the risk of stroke

The risk of stroke is age-dependent. In the Framingham study, the annual risk was 1.5% in those 50 to 59 years old and 23.5% in those 80 to 89 years old.22 A systematic review of six cohorts of AF patients identified three other independent risk factors in addition to age: prior history of stroke or transient ischaemic attack (TIA), history of hypertension, and diabetes.81

Several scoring systems are available to help clinicians estimate the stroke risk in AF. One popular, well-validated risk assessment tool is the "CHADS2". This system assigns single points for congestive heart failure, hypertension, age over 75, and diabetes and two points for stroke or TIA history. 

sistem pernafasan

Sistem pernafasan adalah sistem biologi semua organisma yang membabitkan pertukaran gas. Malah tumbuhan juga mempunyai sistem pernafasan, mengambil gas karbon dioksida dan mengeluarkan oksigen ketika siang.
Sistem pernafasan manusia mengandungi :
  • Saluran pernafasan (nasal passage), di mana udara dilembabkan dan tempat deria bau berfungsi.
  • Farinks, kawasan umum di belakang mulut di mana udara, makanan dan air lalu
  • Larinks, atau peti suara
  • Trakea, saluran udara yang bersambung kepada bronchi
  • Tiub bronkus, yang membawa udara dari dan kepada paru-paru
  • Bronkiol, cabang bronkus yang menyebarkan udara ke alveoli
  • Alveolus, kantung akhir di mana berlaku pertukaran gas.
Alveolus dan bronkiol membentuk paru-paru. Udara bergerak keluar masuk dari paru-paru oleh pergerakan sangkar kerangka (rib cage) dan diafragma, yang mengembangkan paru-paru untuk menarik udara masuk dan mengempiskan paru-paru untuk menolak udara keluar. Model bagaimana paru-paru berfungsi boleh dibina dengan menggunakan jar loceng.
Terdapat empat asas mengukur isipadu paru-paru:
  • Isipadu pasang surut (tidal volume) (TV): isipadu udara pernafasan biasa seseorang itu.
  • Isipadu pernafasan simpanan (inspiratory reserve volume) (IRV): isipadu maksima udara yang boleh disedut, tambahan kepada isipadu sedutan biasa.
  • Isipadu simpanan hembusan (expiratory reserve volume) (ERV): isipadu maksima udara yang boleh dihembus, tambahan kepada isipadu hembusan biasa.
  • Isipadu baki (residual volume) (RV): jumlah udara yang tinggal di dalam paru-paru dan tidak dapat disingkirkan (Isipadu udara yang kekal dalam paru-paru selepas hembusan maksima).
Dari isipadu ini, beberapa kapasiti penting juga boleh dikira:
  • Kapasiti paru-paru sepenuhnya (total lung capacity) (TLC): isipadu paru-paru sepenuhnya (isipadu udara dalam paru-paru selepas sedutan maksima).
TLC = IRV + TV + ERV + RV
  • Kapasiti baki berfungsi (functional residual capacity) (FRC): jumlah udara tinggal di dalam paru-paru selepas pernafasan normal dihembus keluar.
FRC = ERV + RV

Haiwan boleh bernafas dengan pelbagai cara. Organ pernafasan haiwan terdiri daripada paru-paru, insang, liang pernafasan dan kulit. Terdapat beberapa jenis haiwan yang menggunakan cara lain untuk bernafas. Serangga air dan labah-labah air membawa bekalan udaranya sendiri dalam bentuk gelembung udara. Larva dan pupa nyamuk menggunakan tiup pernfasan untuk bernafas. Tumbuhan pula bernafas melalui stoma. Stoma ialah liang-laing seni yang terdapat pada daun. Stoma lebih didapati di bahagian bawah daun. Gas oksigen diserap masuk dan gas karbon dioksida dibebaskan melalui stoma. Pada sesetengah tumbuhan, stoma terdapat juga pada bahagian batang muda. Tumbuhan juga boleh bernafas melalui liang pernafasan yang terdapat pada bahagian ranting dan batang. Tumbuhan yang hidup di dalam air bernafas melalui ruang udara yang terdapat bahagian batangnya. Pokok bakau yang hidup di kawasan tanah berlumpur bernafas melalui akar pernafasan. (pneumatofor)

Jumat, 15 April 2011

stroke

Strok (bahasa Inggris: stroke) adalah suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke suatu bagian otak tiba-tiba terganggu. Dalam jaringan otak, kurangnya aliran darah menyebabkan serangkaian reaksi biokimia, yang dapat merusakkan atau mematikan sel-sel saraf di otak. Kematian jaringan otak dapat menyebabkan hilangnya fungsi yang dikendalikan oleh jaringan itu. Strok adalah penyebab kematian yang ketiga di Amerika Serikat dan banyak negara industri di Eropa (Jauch, 2005). Bila dapat diselamatkan, kadang-kadang penderita mengalami kelumpuhan pada anggota badannya, hilangnya sebagian ingatan atau kemampuan bicaranya. Beberapa tahun belakangan ini makin populer istilah serangan otak. Istilah ini berpadanan dengan istilah yang sudah dikenal luas, "serangan jantung". strok terjadi karena cabang pembuluh darah terhambat oleh emboli. Emboli bisa berupa kolesterol atau udara.

Daftar isi

[sembunyikan]

[sunting] Jenis

Strok dibagi menjadi dua jenis yaitu strok iskemik maupun strok hemorragik. Pada strok iskemik, aliran darah ke otak terhenti karena aterosklerosis (penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh darah) atau bekuan darah yang telah menyumbat suatu pembuluh darah ke otak. Hampir sebagian besar pasien atau sebesar 83% mengalami strok jenis ini.[rujukan?]

[sunting] Stroke hemorragik

Pada strok hemorragik, pembuluh darah pecah sehingga menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan merusaknya. Hampir 70 persen kasus strok hemorrhagik terjadi pada penderita hipertensi.[rujukan?]

[sunting] Stroke iskemik

Pada strok iskemik, penyumbatan bisa terjadi di sepanjang jalur pembuluh darah arteri yang menuju ke otak. Darah ke otak disuplai oleh dua arteria karotis interna dan dua arteri vertebralis. Arteri-arteri ini merupakan cabang dari lengkung aorta jantung (arcus aorta).

[sunting] Transient Ischemic Attack (TIA)

Transient ischemic attack (TIA) didefinisikan sebagai episode singkat disfungsi neurologis yang disebabkan gangguan setempat pada otak atau iskemi retina yang terjadi dalam waktu kurang dari 24 jam, tanpa adanya infark, serta meningkatkan risiko terjadinya stroke di masa depan. [1]

[sunting] Reversible Ischemic Neurologic Deficit (RIND)

Defisit neurologis lebih dari 24 jam namun kurang dari 72 jam.

[sunting] Patofisiologi

Suatu ateroma (endapan lemak) bisa terbentuk di dalam pembuluh darah arteri karotis sehingga menyebabkan berkurangnya aliran darah. Keadaan ini sangat serius karena setiap pembuluh darah arteri karotis dalam keadaan normal memberikan darah ke sebagian besar otak. Endapan lemak juga bisa terlepas dari dinding arteri dan mengalir di dalam darah, kemudian menyumbat arteri yang lebih kecil.
Pembuluh darah arteri karotis dan arteri vertebralis beserta percabangannya bisa juga tersumbat karena adanya bekuan darah yang berasal dari tempat lain, misalnya dari jantung atau satu katupnya. Strok semacam ini disebut emboli serebral (emboli = sumbatan, serebral = pembuluh darah otak) yang paling sering terjadi pada penderita yang baru menjalani pembedahan jantung dan penderita kelainan katup jantung atau gangguan irama jantung (terutama fibrilasi atrium).
Emboli lemak jarang menyebabkan strok. Emboli lemak terbentuk jika lemak dari sumsum tulang yang pecah dilepaskan ke dalam aliran darah dan akhirnya bergabung di dalam sebuah arteri.
Strok juga bisa terjadi bila suatu peradangan atau infeksi menyebabkan penyempitan pembuluh darah yang menuju ke otak. Obat-obatan (misalnya kokain dan amfetamin) juga bisa mempersempit pembuluh darah di otak dan menyebabkan strok.
Tekanan darah rendah yang tiba-tiba bisa menyebabkan berkurangnya aliran darah ke otak, yang biasanya menyebabkan seseorang pingsan. Strok bisa terjadi jika tekanan darah rendahnya sangat berat dan menahun. Hal ini terjadi jika seseorang mengalami kehilangan darah yang banyak karena cedera atau pembedahan, serangan jantung atau gangguan irama jantung.

[sunting] Diagnosis

Diagnosis stroke adalah secara klinis beserta pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain CT scan kepala, MRI. Untuk menilai kesadaran penderita stroke dapat digunakan Skala Koma Glasgow. Untuk membedakan jenis stroke dapat digunakan berbagai sistem skor, seperti Skor Strok Siriraj, Algoritma Stroke Gajah Mada, atau Algoritma Junaedi.

[sunting] Faktor risiko

[sunting] Penanganan

Penderita stroke biasanya diberikan oksigen, dipasang infus untuk memasukkan cairan dan zat makanan, diberikan manitol atau kortikosteroid untuk mengurangi pembengkakan dan tekanan di dalam otak pada penderita stroke akut.[3]

[sunting] Pencegahan

Dengan mengatur pola makan yang sehat dan menghindari makanan yang mengandung kolesterol jahat (LDL) serta olaraga secara teratur.

[sunting] Prognosis

[sunting] Referensi

[sunting] Pranala luar

Peralatan pribadi
Ruang nama
Varian
Tindakan